Selasa, 20 Juli 2010

Mata Mereka Menyimpan Ragu


ada sedikit sikap gga bersahabat dari orang rumah saat saya bilang saya mau "pegang" motor lagi. Mereka ga ngelarang, tapi tatapan mata mereka ga ada yang ''bicara" ikhlas. Mungkin masih menyisa di ingatan tentang guncangan empat tahun lalu. Sebuah kecalakaan motor yang hampir merengut nyawa saya.

Sekujur tubuh biru-biru karena lebam, muka jadi ga jelas bentuknya coz semua memar dan bengkak serta lecet, gigi depan goyang, dan gegar otak ringan yang bikin saya harus opname seminggu. Bohong kalau tidak menyisa trauma setelahnnya.

Memutuskan untuk kembali berani pegang motor sebetulnya juga bukan perkara mudah. Tapi berhubung keadaan mendesak, mobilitas saya mengharuskan saya untuk dapat bergerak cepat. Selain itu karena dipikir-pikir sekarang ongkos angkutan umum semakin mahal, juga karena sadar ayah saya, kakak saya dan pacar saya punya keterbatasan untuk anter jemput saya. Sebuah motor nganggur yang "ngetem" digarasi lah yang mulai. Tekad ini bulat sudah, Motor, aku harus berani untuk nyoba belajar menunggangi kamu lagi... Saya harus jadi lebih mandiri.

Apapun, semuanya juga pasti punya resiko, tapi kalo kita cuma mikir jeleknya terus ya kita bakal jalan ditempat terus ya ga? Kendatipun nanti satu kemungkinan terburuk menimpa saya bahkan nyawa bisa jadi taruhannya, itu hanyalah potongan takdir yang telah tertulis bahkan jauh sebelum saya lahir. 

Sekarang ga da guna bicara serem-serem, lah wong belajar nya aja belom?? hahaha...


0 comments on "Mata Mereka Menyimpan Ragu"

 

Precious Caprice! Copyright © 2010 Proper Gift is Improved by Nabila Ibrahim for Precious Caprice Flower Image by Dapino Header effect an template color By Ipietoon