Jumat, 09 September 2011

why we shouldn’t be a haters


Ngerasa ga nyaman akan keberadaan seseorang bisa jadi karena perbedaan pola pikir, bisa juga karena pertentangan pendapat. Atau juga karena alasan klasik: orang itu lebih superior dari kita. Katakanlah dia lebih cantik, lebih ganteng, lebih populer, lebih smart, lebih tajir, lebih modis, lebih pinter main musik, dsb. Katakanlah dia punya apa yang ga kita punya. Katakanlah juga dia bisa dengan mudah dapetin sesuatu yang ga bisa kita dapetin. Karena semua itu lantas kita ga suka sama dia. iri bisa jadi, dengki juga apalagi. Lebih parah, kita bisa saja merasa keberadaannya membuat kita terancam. Unsafe. Insecure.

itu kalo kita yang inferior, gimana kalo sebaliknya? kalo kita yang superior maka siap-siap aja untuk jadi sasaran iri orang-orang, sasaran sikap sentimen orang orang. siap siap aja segala apa yang kita lakukan dianggap salah semua dimata orang. siap siap ajakesalaha kita dicari-cari, dan bisa aja nanti kita bahkan berpikir bahwa di dunia ini udah banyakan orang jahat dari pada orang baik.

Sebenarnya, haters itu keberadaannya udah jadi biasa, nyebelin sih emang. Cuma secara ga sadar kadang kita suka jadi ga jauh beda sama si haters itu sendiri. Kita bukannya menebarkan benih benih perdamaian, yang ada kita ikut terpancing jadi seorang pembenci juga. hal terbaik yang bisa kita lakukan  untuk menghadapi haters adalah just let it go, karena sekeras apa kita berusaha baik, orang orang juga akan selalu berhasil menemukan kesalahan kita. Jangan sampai kita ga suka sama haters, tapi kadang kita sekaligus juga jadi seorang haters.

meski menjadi seorang haters sebetulnya cukup manusiawi mengingat manusia memang ditakdirkan untuk ga pernah bisa puas. tapi bukankah manusia diciptakan bersama akal? kita bisa gunakan akal untuk memenej naluri ga pernah puas ala manusia biasa.
Hal yang perlu diinget: ngurusin seorang haters/menjadi seorang haters maka waktu kita akan habis oleh hal yang ga penting, space di kepala terisi sia-sia oleh hal yang ga penting juga, psikis jadi tidak sehat, dan hati terkotori dengan segala iri dengki kebencian. Waaah, rugi dong? Iyalah jelas! Those are why we shouldn’t be a haters. Ga ada untungnya.

N.B.
Makasih buat seorang sahabat yang menjadi inspirasi note ini dibuat. Kamu kemarin presentasi dengan baik sekali kawan, topiknya ngena banget. Oiya, tulisan ini, saya ga nyindir orang kok, ini sekaligus teguran untuk diri saya sendiri. 



0 comments on "why we shouldn’t be a haters"

 

Precious Caprice! Copyright © 2010 Proper Gift is Improved by Nabila Ibrahim for Precious Caprice Flower Image by Dapino Header effect an template color By Ipietoon