Sabtu, 29 Januari 2011

Disconcerting Feeling


Saya tidak tau apa yang sebaiknya saya katakan disini, hmm.. Sedikit perasaan yang cukup membuat bingung juga meresahkan (jika memikirkan akibat yang bisa ditimbulkannya di esok hari). Ini mengenai cara berpikir yang secara ga langsung mempengaruhi sikap yang di ambil oleh seseorang. Saya sadari dan tahu betul bahwa cara berpikir antara satu orang dengan orang yang lainnya itu emang beda-beda, dan ga kan mungkin bisa bener2 sama.  Tidak dapat dipungkiri ketidaksamaan pola ini bisa menimbulkan masalah apabila tidak disikapi dengan benar. Maka satu-satunya jalan adalah meng-komunikasi-kan pikiran dan kehendak masing-masing agar terciptanya titik temu yang satu. Namun apa yang akan anda perbuat apabila cekcok kecil selalu terjadi antara anda dan patner kerja anda yang disebabkan oleh perbedaan cara berpikir? dan hal ini kerap menimbulkan perasaan tidak nyaman dalam diri anda.

Saya, anda, atau siapapun saja pasti berkeinginan untuk dipahami oleh orang lain. Karena bukan diri kita saja yang ingin dimengerti maka sebaiknya kita mencoba untuk mengerti perasaan orang lain terlebih dulu sebelum menuntut agar orang lain mengerti kita. Tapi apa yang akan anda lakukan saat patner kerja anda tampak acuh tak acuh saja?? Mungkin bukan acuh tak acuh, tapi sikap yang mereka ambil tidak sesuai dengan yang kita harapkan sehingga
terkesan acuh tak acuh saja. Seperti misalnya suatu saat kita bersikap “dingin” dengan maksud memberi waktu kepada mereka untuk berpikir mengenai hal yang apabila mereka melakukannya akan membuat tidak kita suka,  yang mereka tangkap justru sikap “dingin” yang kita perlihatkan adalah sikap tidak mau di ganggu. Terang saja kalau begitu komunikasi untuk mencapai suatu titik terang tidak akan pernah terjadi!

Apa saya harus mengungkapkan  semua ketidaksukaan saya atas sikap patner kerja saya secara terang-terangan dan gamblang? Jika betul begitu, saya khawatir emosi saya akan meledak dan itu tidak lebih dari sekedar usaha memperburuk suasana. Yang saya inginkan adalah mereka bisa membaca prilaku/sikap yang saya tunjukkan karena saya rasa saya sudah cukup sering menunjukkan sikap seperti ini bila ada sesuatu yang tidak saya sukai. Pertanyaan bagi saya, apa yang membuat patner kerja saya tampaknya tidak pernah belajar dari pengalaman yang sudah-sudah?? Atau justru masalahnya terdapat di diri saya sendiri (saya yang kurang bisa mengerti mereka)?

Distorsi perasaan kembali menyerang saya. Apa yang harus saya perbuat?

- sekedar mempublish tulisan yang telah terlalu lama mengendap dan hampir mati membusuk di dalam draft. entah kapan tulisan ini saya buat :)

0 comments on "Disconcerting Feeling"

 

Precious Caprice! Copyright © 2010 Proper Gift is Improved by Nabila Ibrahim for Precious Caprice Flower Image by Dapino Header effect an template color By Ipietoon